Pusat Pelestarian Seni Rupa Indonesia di Museum Seni Rupa dan Keramik

Museum Seni Rupa dan Keramik adalah pusat pelestarian seni rupa Indonesia dan sebagai tujuan kunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf internasional. Museum ini memiliki 500-an karya seni rupa terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis.


Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik 


Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pada tahun 1870, sebagai kantor pengadilan Belanda, Raad van Justitie oleh Gubernur Jendaral Jan Piter Mijer. Kemudian, pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia, sekitar tahun 1942—1949, gedung ini dijadikan sebagai asrama militer. Selanjutnya pada tahun 1967 digunakan sebagai Kantor Walikota Jakarta Barat.

Pada tahun 1968 hingga 1975 gedung ini pernah digunakan sebagai Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Pada tanggal 20 Agustus 1976 diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa erdasarkan gagasan Wakil Presiden Adam Malik. Museum Keramik yang diresmikan oleh Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta, pada tanggal 10 Juni 1977, kemudian pada tahun 1990 sampai sekarang menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.


Koleksi-koleksi di Museum Seni Rupa dan Keramik



Tercatat koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik berasal dari karya seniman-seniman Indonesia dari yang rata-rata dari tahun 1800-an sampai saat ini. Koleksi yang dimiliki museum keramik memiliki nilai seni, diantaranya ada patung, lukisan, dan barang keramik. Koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki kurang lebih 500 karya seni. Karya seni terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. Banyaknya koleksi-koleksi, Museum Seni Rupa dan Keramik memperlihatkan koleksi unggulan dan penting bagi sejarah seni rupa di Indonesia.

Selain itu, koleksi Keramik di museum ini jumlahnya cukup banyak, terdiri dari keramik lokal dan keramik asing. Keramik lokal berasal dari sentra industri daerah antara lain Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, Lombok dan lain-lain.

Museum ini juga memiliki keramik dari Majapahit abad ke-14 yang menunjukkan ciri keistimewaan yang indah dan bernilai sejarah yang mempunyai keragaman bentuk serta fungsi. Keramik asing meliputi berbagai bentuk, ciri, karakteristik, fungsi dan gaya berasal dari China, Jepang, Thailand, Eropa. Terbanyak dari China terutama pada masa Dinasti Ming dan Ching.

Museum Seni Rupa dan Keramik dilengkapi beberapa fasilitas yang tersedia bagi pengunjung, diantaranya yaitu perpustakaan yang memiliki buku-buku seni rupa dan keramik yang bisa dijadikan panduan tentang seni rupa. Lalu terdapat tempat pelatihan membuat gerabah yang dibuka untuk pelajar dan umum, mulai dari teknik pinching (pijit), cetak dan roda putar. Kemudian terdapat toko cenderamata, ruang pertemuan, ruang terbuka, serta taman yang dapat dimanfaatkan untuk acara-acara pameran temporer, pernikahan, seminar, atau lomba.

Museum Seni Rupa dan Keramik berlokasi di Taman Fatahillah, Jl. Pos Kota No. 2, Jakarta Barat. Museum ini dibuka pada hari Selasa sampai Minggu, pukul 09.00—15.00 WIB. Sedangkan pada hari Senin dan hari besar, museum ini tutup. Untuk memasuki Museum Seni Rupa dan Keramik dikenakan biaya Rp2.000 per orang dewasa.

Komentar

Postingan Populer