Toko Merah Salah Satu Saksi Bisu Peristiwa Berdarah di Kawasan Kota Tua

Bangunan berwarna merah yang masih berdiri kokoh di sekitar Kawasan Kota Tua itu ternyata menyimpan sejarah yang kelam tentang penyekapan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap etnis Tionghoa pada masa kekuasaan VOC di Batavia.


Toko Merah


Toko Merah adalah salah satu bangunan cagar budaya yang terletak di Kawasan Kota Tua. Toko Merah terletak di Jalan Kali Besar Barat No. 11, Kota Jakarta Barat. Bangunan ini tampak lebih mencolok dari deretan bangunan-bangunan tua lainnya yang ada di kawasan tersebut. Bangunan Toko Merah berlantai dua, dengan atap dari genteng dan dinding eksterior bata ekspose. Bangunan bergaya arsitektur Eropa abad ke-18. Interior bangunan memiliki elemen bergaya arsitektur Cina dan Indies Barok.

Bangunan Toko Merah berbentuk persegi panjang dan mempunyai halaman dalam kecil sebagai lubang cahaya dan ventilasi udara pada sisi utara dan selatan. Terdapat dua pintu masuk di sisi timur yang menghadap Kalibesar. Pintu tersebut terbuat dari kayu dan pada bagian atasnya diberi lubang ventilasi berhias ukiran. Kedua pintu masuk tersebut diapit oleh masing-masing 3 buah jendela kaca kotak-kotak berukuran besar.

Toko Merah menjadi saksi bisu peristiwa tragis. Peristiwa tersebut adalah mengalami penyekapan dan penyiksaan orang-orang Tionghoa yang terjadi di Toko Merah, yang kala itu merupakan salah satu markas VOC. Kemudian terdapat cerita pembantaian seluruh orang Tionghoa beserta keluarganya di tahun 1740. Pembantaian ini berlangsung selama 13 hari dan menewaskan hingga 24 ribu orang. Mayat-mayat tersebut dibuang ke Kali Besar yang terdapat di seberang Toko Merah, sehingga pada saat itu warna air kali menjadi merah karena darah.

Terlepas dari sejarah kelamnya, bangunan tua ini telah beberapa kali mengalami perpindahan kepemilikan. Bangunan Toko Merah ini didirikan pada tahun 1730 dan digunakan sebagai tempat tinggal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff semasa menjabat sebagai Gubernur Jenderal VOC pada 1743-1750. Lalu, fungsinya berubah menjadi kampus dan asrama akademi angkatan laut.

Nama Toko Merah mulai populer pada tahun 1851 ketika bangunan ini ditempati oleh Oey Liauw Kong. Pada tahun 1786 sampai 1808, bangunan ini mulai dijadikan satu dan difungsikan sebagai Heerenlogement atau wisma tamu pria. Pada tahun 1923 beberapa sisa dari rumah-rumah tua yang dibongkar, digunakan untuk menciptakan kembali suasana awal.

Sampai saat ini bangunan Toko Merah masih berdiri kokoh di sekitar Kawasan Kota Tua, Jakarta. Saat sedang berwisata sejarah di Kawasan Kota Tua, sesekali berkunjung ke Toko Merah untuk menikmati arsitektur bangunan tua Toko Merah yang unik.

 

Komentar

Postingan Populer