Peristiwa Dramatis di Rumah Jenderal Besar A. H. Nasution

Museum Museum Sasmitaloka Jenderal Besar A. H. Nasution merupakan prasasti hidup dan kehidupan Jenderal Besar A.H. Nasution dan keluarga. Museun yang pada awalnya merupakan kediaman Jenderal A.H Nasution menjadi saksi bisu peristiwa G30S/PKI.


Diorama Jederal Nasution yang menyelamatkan diri dari pasukan Tjakrabirawa 

Museum Abdul Haris Nasution atau Museum Sasmitaloka Jenderal Besar Abdul Haris Nasution adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Teuku Umar No.40, Jakarta Pusat. Museum ini memiliki luas 2.000 meter persegi. Museum ini diresmikan pada Rabu tanggal 3 Desember 2008, bertepatan dengan hari kelahiran Pak Abdul Haris Nasution oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada awalnya tempat ini merupakan kediaman pribadi dari A.H. Nasution yang ditempati dengan keluarganya sejak tahun 1949, hingga Nasution wafat pada 6 September 2000. Setelah delapan tahun sepeninggalnya A.H. Nasution, keluarganya pindah rumah dan kemudian rumah ini dijadikan museum.

Museum ini memiliki sejarah dan karya juang yang dipersembahkan Nasution kepada bangsa dan negara Republik Indonesia. Tempat ini juga menyimpan kenangan peristiwa dramatis yang hampir merenggut nyawa Nasution pada tanggal 1 Oktober 1965. Saat itu Pasukan Tjakrabirawa G-30S berupaya menculik dan membunuhnya, tetapi gagal. Dalam peristiwa tersebut, putri keduanya, Ade Irma Suryani Nasution, yang baru berusia 5 tahun dan ajudannya, Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean, meninggal.

Meseum ini menyimpan banyak peninggalan bersejarah seperti koleksi buku, pakaian, senjata, foto, hingga perabotan yang masih dipertahankan. Di dalam museum ini terdapat kronologi penyerangan pasukan Tjakrabirawa yang merenggut nyawa Ade Irma saat mengendap-ngendap di luar kamar Nasution. Selain itu, terdapat patung yang menggambarkan Nasution kabur dengan melompati tembok.

Lubang bekas tembakan di tembok dan meja masih dipertahankan, ditandai jelas dengan lingkaran merah. Di ruang makan, terlihat patung Pasukan Tjakrabirawa mengarahkan senjata ke arah istri Nasution yang sedang mengggendong Ade Irma yang sudah berlumuran darah. Ada pula ruangan khusus yang memamerkan foto-foto, lukisan, serta peninggalan Ade Irma Suryani seperti boneka, tas kulit kecil dan tempat minum plastik.

Museum ini juga terdapat Ruang Relik berisi pakaian yang dikenakan para korban saat diculik, serta hasil visum dari dokter. Ada juga alat bantu pernafasan yang dikenakan tim evaluasi jenazah dari dalam sumur. Selain itu, juga ada ruang teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi hingga pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Museum ini buka dari hari Selasa hingga Minggu pada pukul 08.00 hingga 16.00. Untuk memasuki museum ini, pengunjung tidak dikenakan tarif. Jadi, pengunjung dapat memasuki museum ini secara gratis. 

Komentar

Postingan Populer