Museum Kebangkitan Nasional, Sekolah Elite yang Mencetak Tokoh-Tokoh Besar di Indonesia
Gedung STOVIA merupakan sekolah elite yang melahirkan tokoh-tokoh penting
yang berjasa bagi bangsa Indonesia, seperti Ki Hadjar Dewantara, Tjipto
Mangoenkoesoemo, dan R. Sutomo yang merupakan tokoh-tokoh pendiri organisasi Budi
Utomo. Oleh karena itu, Gedung STOVIA adalah awal mula dari nama Museum
Kebangkitan Nasional.
Diorama Museum Kebangkitan Nasional
Nama
Museum Kebangkitan Nasional sebelumnya lebih dikenal dengan Gedung STOVIA.
STOVIA merupakan singkatan dari School tot Opleiding van Inlandsche Artsen.
STOVIA adalah sekolah kedokteran yang didirikan oleh Belanda. Sekolah
kedokteran zaman Belanda ini dikenal oleh para pribumi dengan nama Sekolah
Dokter Bumiputra. Stovia merupakan lembaga pendidikan pertama bagi para pelajar
dari berbagai wilayah di Indonesia.
Bangunan
Gedung STOVIA kental dengan arsitektur Belanda yang dilapisi oleh tembok-tembok
yang tebal dan kokoh. Luas bangunan ini adalah 15.742 meter persegi.
Sejarah
Gedung STOVIA cukup panjang, pada tahun 1851 sekolah ini diberi nama Sekolah
Dokter Jawa. Aktivitas sekolah yang mengganggu rumah sakit, membuat dewan
pengajar memutuskan untuk memindah sekolah kedokteran di gedung baru di samping
rumah sakit. Pembangunan STOVIA dimulai dari tahun 1899 dan selesai pada tahun
1901. Pada tahun 1920, kegiatan pendidikan Stovia dipindahkan ke gedung baru di
Salemba.
Semenjak
pemerintahan Indonesia dikuasai oleh Jepang, Gedung STOVIA beralih fungsi. Sekitar
tahun 1942, gedung pertama berfungsikan sebagai kamar tahanan pasukan Belanda
yang melawan Jepang. Kemudian di tahun 1945 hingga 1973, gedung tua tersebut
digunakan sebagai hunian keluarga tentara Belanda dan beberapa keluarga asal
Ambon.
Setelah
kemerdekaan Indonesia, tepatnya di tahun 1973, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan
bahwa Gedung STOVIA merupakan gedung penting yang memiliki sejarah bagi bangsa
Indonesia. Hal itu karena, Gedung STOVIA adalah sekolah elite terbaik yang
mencetak tokoh-tokoh penting yang berjasa bagi bangsa Indonesia. Beberapa tokoh
nasional yang menempuh pendidikan di Stovia yaitu Ki Hadjar Dewantara, Tjipto
Mangoenkoesoemo, dan R. Sutomo.
Selain
merupakan sekolah elite yang mencetak tokoh-tokoh besar di Indonesia, Gedung
STOVIA merupakan sebuah tempat yang menjadi saksi lahirnya
organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan seperti Boedi Oetomo, Trikoro
Dharmo atau Jong Java, Jong Minahasa, dan Jong Ambon.
Presiden
Soeharto meresmikan Gedung STOVIA menjadi Museum Kebangkitan Nasional, yang
bertepatan pada hari Kebangkitan Nasional, tanggal 20 Mei 1974. Museum
Kebangkitan Nasional ditetapkan sebagai cagar budaya, sehingga keutuhan gedung
harus tetap dijaga kelestariannya.
Museum
Kebangkitan Nasional terbagi menjadi empat bagian itu difungsikan sebagai
Museum Budi Utomo, Museum Wanita, Museum Pers dan Museum Kesehatan.
Museum
Kebangkitan Nasional beroprasi pada hari Selasa sampai Minggu, pukul 07.30—16.00
WIB. Sementara, pada hari Senin dan hari libur nasional, tutup. Biaya masuk museum
ini adalah Rp2.000 per orang. Lokasi Museum Kebangkitan Nasional yaitu di Jalan
Dr. Abdul Rahman Saleh No.26, Senen, Kota Jakarta Pusat.
Komentar
Posting Komentar