MONUMEN NASIONAL YANG MEREPRESENTASIKAN KEBESARAN BANGSA
Dijajah selama ratusan tahun, Soekarno memiliki rencana untuk melakukan pembangunan secara fisik yang ditandai dengan suatu bangunan yang dapat merepresentasikan kebesaran sebuah bangsa. Dibangunnya Monumen Nasional ini diharapkan menjadi monumen kebanggaan masyarakat Indonesia.
Monumen Nasional atau Monas merupakan salah satu bangunan yang digagaskan untuk merepresentasikan perjuangan bangsa di Kota Jakarta yang berbentuk sebuah monumen atau tugu. Hal ini untuk menunjukkan kebesaran bangsa di mata masyarakat Indonesia dan di mata dunia. Monumen Nasional adalah rancangan dari Soedarsono, seorang seniman atau arsitek yang lahir di Yogyakarta.
Pembangunan
Monas dimulai pada 17 Agustus 1961 dengan Presiden Soekarno sebagai ketuanya.
Pembangunan ini berlangsung selama 14 tahun dalam 3 tahap. Tahap pertama adalah
membangun fondasi, tahap kedua fokus pada pembangunan fisik, dan pada tahap
ketiga mulai menambahkan diorama pada museum sejarah di Monas.
Banyak
masyarakat yang berpartisipasi dalam proses pembangunan Monumen Nasional ini.
Beberapa di antaranya adalah, pemerintah merencanakan sumbangan wajib untuk
pengusaha bioskop di seluruh Indonesia. Tercatat, Indonesia berhasil mengumpulkan
dana sebesar Rp49.193.200. Partisipasi lainnya adalah sumbangan emas seberat 28
kilogram dari pengusaha Aceh, Teungku Markam untuk puncak tugu Monumen
Nasional. Selain itu, juga mendapatkan sumbangan Patung Diponegoro dari Mario
Pitto, mantan Konsul Kehormatan Indonesia di Italia.
Monumen
Nasional diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali
Sadikin. Kemudian, Monas dibuka untuk masyarakat umum pada tanggal 18 Maret
1972. Sampai saat ini Monumen Nasional dikelola dengan baik oleh Pemda DKI
Jakarta.
Monumen
Nasional dibangun bersamaan dengan Tugu Selamat Datang, Gelora Bung Karno, dan
Hotel Indonesia.
Arsitektur Monas terdapat tugu dan lidah api yang memiliki makna semangat
perjuangan bangsa Indonesia. Kemudian, di pelataran puncak Monas cocok untuk
melihat pemandangan Ibu Kota Jakarta. Pelataran cawan Monas cocok untuk melihat
pemandangan area taman monas. Sedangkan, di dalam Monas terdapat Ruang
Kemerdekaan yang menyimpan naskah proklamasi, lambang negara, dan peta
kepulauan NKRI. Sementara itu, ada Museum Sejarah yang berisikan 51 diorama
mengenai gambaran perkembangan Indonesia secara kronologis.
Pada area taman terdapat relief sejarah yang menceritakan perjalanan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan, pendirian organisasi-organisasi yang ada di Indonesia, suasana peperangan, sampai dengan pembangunan di masa Indonesia moderen.
Sebagai monumen yang terletak di pusat Kota Jakarta, Monas menyajikan tempat wisata menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan lokal atau asing. Jika hanya menikmati kawasan taman Monas, wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya karena biaya masuk Monas gratis. Sedangkan, jika ingin menikmati wisata sejarah yang ada di dalam Monas dan menikmati pemandangan Kota Jakarta dari ketinggian, wisatawan dikenakan biaya lima belas ribu rupiah saja.
Komentar
Posting Komentar