Merasakan Suasana Perbankan pada Tahun 1930-an di Museum Mandiri

Gedung Museum Bank Mandiri merupakan bangunan cagar budaya yang masih mempertahankan bentuk aslinya sejak bangunan ini didirikan. Dari Museum Mandiri dapat mengenal cerita mengenai dunia perbankan berupa sejarah, pengetahuan, dan asal mula alat perbankan nasional.


Bagian dalam Museum Mandiri

Museum Mandiri terletak di Jalan Lapangan Stasiun, No. 1, Jakarta Barat. Museum Mandiri merupakan salah satu bagian dari cagar budaya Kota Tua di Jakarta. Bangunan ini memiliki empat lantai seluas 21.509 meter persegi serta memiliki gaya arsitektur gaya Art Deco. Museum ini masih mempertahankan bentuk aslinya. Bangunan Museum Mandiri pada mulanya adalah kantor Nederlandsch Handel Maatschappij atau NHM adalah Maskapai Dagang Belanda. Kantor pusat NHM berada di Amsterdam, sedangkan di Jakarta, yang pada saat itu Batavia adalah kantor cabang.

Museum Mandiri didirikan pada tahun 1929, arsitek Gedung NHM adalah J.J.J. de Bruyn, A.P. Smits, dan C. Van de Linde. Pada tahun 1830, tugas NHM adalah membeli, mengirim, dan menjual barang dangan utama yang dihasilkan dari sistem tanam paksa seperti kopi, gula, dan nila. Namun selama periode 1850an dan 1860an, NHM telah bergerak dan membangun jalinan keuangan.

NHM Batavia dikenal dengan sebutan Factorij atau factory dalam bahasa Inggris yang berarti agen dagang di negara asing. Pada tahun 1960, gedung beralih menjadi milik Indonesia, setelah NHM dinasionalisasi untuk keperluan perbankan nasional. Kemudian, berkembang menjadi Bank Exim dengan kantor pusat di Gedung Factorij. Bank Exim kemudian bergabung kedalam Bank Mandiri pada tahun 1999. Sejak 2005 Gedung Factorij difungsikan sebagai Museum Mandiri.

Mengunjungi Museum Bank mandiri, pengunjung seolah-olah akan diajak berkeliling melakukan kilas balik dan melihat sejarah panjang dunia perbankan nasional. Memasuki halaman lobi museum, terdapat meja teller sepajang 122 meter. Di samping meja teller, terdapat ruang khusus tionghoa. Ruangan ini difungsikan untuk para orang keturunan Cina.

Koleksi-koleksi lainnya yang memamerkan benda-benda pada awal mula dikenal di perbankan Indonesia, seperti mesin ATM, alat timbang perbankan, alat pemotong uang kertas, troli, pengangkut uang, hingga kamar khusus buku besar. Buku besar berfungsi untuk mencatat berbagai laporan keuangan NHM pada zamannya. Pengunjung juga dapat melihat aneka jenis mesin tik dari masa ke masa.

Pengunjung dapat memasuki wilayah yang diberi nama brandkast, kluis atau safe deposit. Pengunjung dapat melihat berbagai macam brangkas beserta kuncinya dan melihat diorama pembuatan Gedung NHM. Di sini, pengunjung juga dapat melihat mesin lift dari zaman kolonial.

Museum Mandiri buka pada hari Selasa sampai dengan Minggu, pukul 09.00—15.30 WIB, serta tutup pada hari Senin dan Hari Libur Nasional. Biaya tiket masuk Museum Mandiri adalah Rp10.000 rupiah untuk dewasa perorangan.

 

Komentar

Postingan Populer