Mengenang Perjuangan Ahmad Yani di Museum Sasmita Loka A. Yani
Peristiwa penembakan Jenderal Ahmad Yani oleh pasukan Cakrabirawa di kediaman pribadinya membuat kediaman tersebut layak untuk dikenang. Oleh sebab itu, kediaman Jenderal Ahmad Yani diajadikan museum untuk mengenang perjuangan salah satu Pahlawan Revolusi Indonesia.
Lokasi gugurnya Jenderal Ahmad Yani
Museum
Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani terletak di Jalan Terusan Lembang No D 58,
Menteng, Jakarta Pusat. Museum Sasmita Loka Ahmad Yani dibangun sekitar tahun
1930-1940an ketika masa pengembangan wilayah Menteng dan Gondangdia. Semula
gedung ini dipergunakan sebagai rumah tinggal pejabat maskapai swasta Belanda
atau Eropa.
Pada
tahun 1950-an tempat ini dikelola oleh Dinas Perumahan Tentara, kemudian dihuni
oleh Letjen Ahmad Yani sebagai perwira tinggi TNI AD dengan jabatan terakhir
Menteri/ Panglima Angkatan Darat RI. Rumah ini kemudian menjadi museum sejarah
sebagai peringatan atas terbununya Letjen A. Yani dalam peristiwa G-30S/PKI.
Museum Sasmita Loka Ahmad Yani ini diresmikan pada 1 Oktober 1966 oleh
Menpangad Mayjen Soeharto, sesaat setelah rumah beserta isinya diserahkan oleh keluarganya
kepada negara.
Museum
ini memajang foto di bagian belakang rumah, di antaranya adalah rekonstruksi
penembakan dan penculikan oleh Pasukan Cakrabirawa terhadap Letjen Ahmad Yani,
serta koleksi foto-foto pengangkatan jenazah para Pahlawan Revolusi oleh KKO
(Marinir) pada 4 Oktober 1965, upacara pemakaman pada 5 Oktober 1965, foto-foto
keluarga, penyerahan Kota Magelang pada 1949 dari Belanda diwakili Letkol van
Santen kepada Letkol Ahmad Yani, dan foto-foto karier militer Ahmad Yani
lainnya.
Di
dalam kamar tidur Letjen A. Yani tersimpan pula memorabilia, senjata otomatis
Thompson Cakrabirawa yang menewaskannya, lengkap dengan sisa pelurunya, senjata
LE Cal 7,62 buatan Cekoslovakia yang dipakai untuk membunuh Letjen TNI Anumerta
S. Parman, dan senjata Owengun yang digunakan untuk menembak DN Aidit dan tokoh
PKI lainnya, serta replika pakaian tidur lengan pendek yang digunakan Ibu A.
Yani untuk membersihkan lantai dari lumuran darah suaminya, gaji terakhir bulan
Obtober 1965 sebesar Rp. 120.000, cincin, kaca mata, keris, dan tongkat
komando.
Museum
Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani dibuka pada hari Selasa hingga Minggu, dan
tutup di hari Senin. Museum ini beroprasi mulai dari pukul 08.00 WIB dan tutup
pukul 14.00 WIB. Tiket masuk museum dikenakan biaya Rp2.000.
Komentar
Posting Komentar