Mengenang Peristiwa Pemberontakan G-30 S PKI di Museum Pengkhianatan PKI

Museum Pengkhianatan PKI merupakan museum yang menceritakan sejarah pemberontakan Partai Komunis Indonesia. Museum ini merupakan saksi bisu atas peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap 6 perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI.


Bangunan Museum Pengkhianatan PKI

Gedung Museum Pengkhianatan PKI berlokasi di Jl. Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, tidak jauh dari Asrama Haji Pondok Gede. Museum ini dikelola oleh Pusat Sejarah TNI, dan instansi terkait, dengan koleksi ratusan benda bersejarah yang terkait peristiwa pemberontakan PKI di Indonesia. Museum Lubang Buaya menggambarkan peristiwa pemberontakan besar PKI kedua yang terkenal dengan nama Gerakan 30 September atau G-30 S PKI setelah pemberontakan Musso di Madiun pada tahun 1948.


Diora Penyiksaan terhadap jenderal TNI

Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang menjadi sebagai tempat pembuangan terakhir para korban G-30 S PKI. Pada daerah kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G-30 S PKI. Sumur tua itu berdiameter 75 cm.

Pada bagian museum terdapat koleksi foto Pemberontakan PKI, pengangkatan jenazah 7 pahlawan revolusi, pakaian asli para pahlawan revolusi dan beberapa diorama yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI di berbagai daerah di Indonesia.

Di Museum Lubang Buaya juga terdapat Monumen Pancasila Sakti yang dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto di lahan seluas 14,6 Ha pada Agustus 1967. Kemudian diresmikan tanggal 1 Oktober 1973 yang diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para pahlawan revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia dari ancaman komunis.


Monumen Pancasila Sakti

Dalam monumen Pancasila tersebut terdapat patung Pancasila dan keenam pahlawan revolusi tersebut antara lain Panglima Tingkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R. Suprapto, Mayjen TNI M.T. Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI DI Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, dan Jenderal TNI A.H. Nasution. Keenam jenderal di tersebut beserta Lettu Pierre Tendean kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi. Sejak berlakunya UU Nomor 20 tahun 2009, gelar ini juga diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Jam operasional Museum Pengkhianatan PKI ini dibuka setiap hari pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. Untuk memasuki Museum Wayang dikenakan biaya Rp5.000 per orang.

Komentar

Postingan Populer