Museum Prasasti yang Mengoleksi Hal-hal yang Berhubungan dengan Pemakaman

Museum Prasasti merupakan salah satu cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda. Sayangnya, para wisatawan kurang tertarik mengunjungi museum ini. Kemungkianan penyebab Museum Prasasti sepi peminat adalah terdapat koleksi-koleksi seperti, miniatur makam, peti jenazah, patung-patung malaikat, dan koleksi lainnya yang berhubungan dengan pemakaman. Suasana sepi dan sunyi menambah kesan tempat ini menjadi seram. Padahal, ada banyak hal-hal menarik yang bisa ditemukan di museum ini.

Museum Prasasti

Museum Prasasti adalah salah satu cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang terletak di Jalan Tanah Abang 1, Jakarta Pusat. Pada awalnya museum Prasasti ini adalah pemakamam umum yang bernama Pemakaman Kebon Jahe Kober. Pemakaman ini sudah ada sejak tahun 1974.

Pada tahun 1975, Pemprov DKI Jakarta pada masa itu melakukan pengangkatan jenazah. Pihak keluarga jenazah diberi waktu satu sampai dua tahun untuk membawa jenazah keluarga mereka masing-masing. Bagi jenazah yang tidak memiliki keluarga, langsung dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Setelah semua jenazah diangkat, pemakaman ini resmi menjadi Museum Prasasti pada tanggal 9 Juli tahun 1977 oleh Bapak Gubernur, Ali Sadikin.

Museum Prasasti memiliki luas 1,3 hektar. Gaya bangunan pada museum ini memiliki gaya arsitektur Doriya. Gaya arsitektur ini berasal dari Yunani Kuno. Salah satu ciri gaya arsitektur doriya yaitu memiliki banyak tiang.

Ada banyak hal yang menarik pada Museum Prasasti. Koleksi-koleksi pada museum ini, antara lain yaitu terdapat tiga buah kereta jenazah. Dua buah kereta jenazah ini di antaranya adalah pemberian dari Presiden Joko Widodo, saat beliau masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Selanjutnya ada koleksi batu jepang. Batu jepang di museum Prasasti untuk mengenalkan tentara jepang yang tewas ketika melawan sekutu pada tahun 1942. Koleksi selanjutnya terdapat peti jenazah milik Presiden Sukarno dan Wakil Presiden, Bapak Hatta.

Kereta Jenazah

Batu Jepang

Miniatur pemakaman Soe Hok Gie

Menara Johan Jacob Perrie


Terdapat pula, koleksi miniatur makam khas dari seluruh provinsi di Indonesia. Museum Prasasti menyimpan koleksi miniature makam seorang aktivis mahasiswa Bernama, Soe Hok Gie. Ada pula Menara Johan Jacob Perrie. Menara ini dibangun untuk mengenang jasa-jasa Jacob Perrie, dibidang kemiliteran. Selanjutnya terdapat miniatur makam Olivia Mariamne Raffles, istri pertama dari Thomas Stamford Raffles, yang merupakan Letnan Gubernur Inggris di Jawa pada tahun 1811.

Museum Prasasti juga menyimpan banyak sekali koleksi patung. Pada area kawasan Museum Prasasti terdapat banyak sekali patung malaikat. Kemudian, koleksi patung lainnya ialah Patung Crying Lady. Dinamakan Patung Crying Lady karena bentuk pada patungnya seperti wanita yang sedang bersedih. 

Patung Crying Lady

Pada area kawasan Museum Prasasti dikelilingi oleh pohon-pohon yang rindang. Area kawasan Museum Prasasti menjadi tempat yang begitu teduh dan sejuk. Namun, di situasi tertentu kawasan Museum Prasasti menjadi seram. Beberapa wisatawan yang datang ke tempat ini bukan untuk mempelajari sejarah atau seni yang ada, tetapi untuk melakukan uji nyali. Padahal, tempat ini hanyalah museum yang berisi koleksi-koleksi tempat makam.




Jika kalian tertarik untuk mengunjungi Museum Prasasti, kalian dapat mengunjunginya pada hari Selasa sampai Minggu, pukul 08.00-16.00 WIB. Harga tiket masuk sebesar Rp5.000 untuk dewasa, Rp3.000 untuk mahasiswa, dan Rp2.000 untuk pelajar.










Komentar

Postingan Populer