Membangkitkan Usaha Bisnis Parawisata yang Berkelanjutan
Pada acara Webinar Nasional yang
diselenggarakan oleh Fakultas Parawisata UPH, tanggal 9 Maret 2022, yang membahas
tentang “Membangun Bisnis Parawisata yang Berkelanjutan”. Dalam acara webinar
tersebut berbicara mengenai bagaimana cara membangun bisnis parawisata yang
dapat terus bertahan dari generasi ke generasi.
“Laris tapi tak habis” adalah istilah yang
disebutkan oleh salah satu narasumber, yaitu I Nyoman Darma Putra, Dosen
Universitas Udayana dan Kepala Program Kebudayaan. Istilah tersebut
merepresentasikan bisnis yang dibangun dengan meningkatkan pelayanan di mana
barang yang di beli wisatawan tidak akan diambil, hanya dapat dinikmati
sehingga tetap bisa dijual. Kemudian istilah lainnya ialah, “Kecil tapi
panjang”, maknanya lebih baik usaha kecil tapi terus berlanjut daripada besar
tapi tidak lama.
Untuk membangun bisnis wisata yang akan
terus berlanjut, sebaiknya pembisnis dapat melihat suatu peluang itu dengan
jeli dan unik. Untuk membangun bisnis wisata dengan cara memanfaatkan alam,
maka manfaatkanlah alam dengan sebaik-baiknya serta secukupnya. I Nyoman Darma
Putra menjelaskan, “Mengambil kutipan dari Mahatma Gandhi, bumi itu dapat
mencukupi kebutuhan manusia, tetapi tidak dengan ketamakan manusia. Jadi untuk
membangun bisnis, perhatikan lingkungan sekitar juga, agar keseimbangan alam
tetap terjaga dan lestari.”
Sejak gagasan yang dibuat oleh Gadhi pada
abad ke-20, konsep pembangunan berkelanjutan semakin penting semenjak Deklarasi
KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brasil. Bahkan konsep ini ditetapkan oleh PBB dan
menjadi sebuah narasi besar. Konsep pembangunan berkelanjutan, semakin
dijadikan acuan bagi pelaku-pelaku untuk membangun bisnis parawisata yang berkelanjutan
dengan pemahamannya sendiri, sehingga dapat dijadikan pembelajaran. Hal ini
sudah diterapkan pada usaha bisnis parawisata yang ada di Bali, yaitu usaha
rafting di Sungai Ayung serta bisnis kuliner, Made’s Warung.
Usaha rafting di Sungai Ayung adalah salah
satu contoh usaha wisata alam yang memanfaatkan dan wajib melestarikan alam.
Konsep berkelanjutan dalam membuat dan merawat identitas budaya lewat cita rasa
makanan, suasana, dan pelayanan yang diberikan dapat membuat bisnis wisata
dapat berlanjut sampai alih generasi memasuki usia usaha 50 tahun. Intinya
membagun bisnis wisata tidak hanya sekedar menjaga dan melestarikan alam,
tetapi juga tetap memperhitungkan keuntungan atau profit pada bisnis wisata
tersebut.
Sedangkan menurut Heni Smith, CEO The
Lodge, membangun bisnis parawisata yang berkelanjutan itu bukan hanya tentang
perencanaan dan pengetahuan. Tetapi juga melakukan kegiatan untuk berkerjasama
dengan masyarakat dan alam. Kenapa harus berkerja sama dengan masyarakat? Heni
menjelaskan bahwa jika kita berkerjasama dengan mereka, maka kita dapat
membantu meningkatkan ekonomi, meningkatkan sumber daya manusia, serta
melestarikan budaya yang ada di lingkungan wisata. Berkerjasama dengan alam
adalah hal yang bisa menjadi nilai daya tarik wisatawan pada bisnis wisata.
Patar Aruan, Manajer Dusun Bambu,
menjelaskan bahwa untuk membangun bisnis parawisata yang berkelanjutan perlu
terlebih dahulu membangun visi dan misi bisnis yang berkaitan dengan
pelestarian alam. Hal-hal yang akan diterapkan serta komitmen apa saja, yang
perlu dibangun untuk membangun visi dan misi bisnis wisata. Patar menambahkan,
bahwa perlunya empat pilar untuk menjadikan bisnis wisata dapat terus
berlanjut. Empat pilar itu ialah, manajemen yang baik, sosioekonomi, budaya,
dan lingkungan. Jadi keempat pilar ini harus ada untuk menciptakan bisnis yang
berkelanjutan.
Membangun bisnis berkelanjutan ini perlu
menanamkan edukasi kepada para pengunjung agar visi melestarikan alam bisa
disosialisasikan kepada seluruh masyarakat. Sebagai wisata destinasti, perlu
memberikan rasa positif dan menghibur pengunjung. Kebudayaan lokal juga perlu
dilestarikan dan dikembangkan. Dengan membangun konsep lokal pada bisnis wisata
dapat terjamin daya tahan objek wisata. Bahkan adanya pandemi Covid-19 ini,
objek wisata yang memiliki konsep melokal serta menerapkan visi dan misi empat
pilar tersebut masih tetap bertahan.
Komentar
Posting Komentar